Hanya Soerjadi Sodirdja tercatat kelahiran Batavia tahun 1938. Ya, masih ditulis dengan nama demikian, sebelum kota ini berubah menjadi “Jakarta” sejak penjajahan Jepang datang.
1. Suwiryo – masa jabatan 1945 – 1947 dan 1950 – 1951
Kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah – 17 Februari 1903.
Setelah Indonesia merdeka, Bung Karno menunjuknya sebagai Walikota Jakarta per tanggal 23 September 1945.
Kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, 5 Januari 1925
Pejuang tulen. Saat muda, ia yang pertama kali berpidato dengan Bahasa Indonesia di Volksraad, Dewan Rakyat bentukan Pemerintah Hindia Belanda.
Kelahiran Solo (tanpa data tahun).
Keberhasilan: mendata ulang kepemilikan tanah dan mendata gelandangan. Hal lain yang tak kalah penting dari kebijakan Syamsurizal adalah membangun pembangkit listrik di kawasan Ancol.
Kelahiran Yogyakarta, 24 April 1911
Prestasi: Pencetus terbentuknya Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Kampung (RK) yang kemudian menjadi Rukun Warga (RW)
Kelahiran Jember, Jawa Timur, 24 April 1911
Banyak monumen dibangun pada masa kepemimpinannya, seperti Monas, Patung Selamat Datang, dan lainnya. Sayang, kondisi politik Indonesia sedang suram saat ia menjabat.
Kelahiran Manado berdarah Tionghoa, 1 Maret 1921
Seorang seniman yang bergaul akrab dengan Chairil Anwar dan Asrul Sani. Ditunjuk menjadi gubernur DKI oleh Presiden Soekarno dengan tujuan menjadikan Jakarta sebagai kota budaya. Rancangan Tugu Selamat Datang dan sketsa lambang DKI Jakarta hasil kerjanya.
Kelahiran Sumedang, Jawa Barat, 7 Juli 1927
Inilah Gubernur DKI paling melegenda. Karyanya selama menjabat sangat banyak. Mulai dari Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ismail Marzuki, dan banyak lagi.
Kelahiran Temanggung, Jawa Tengah, 21 Mei 1924
Pernah menjadi pengawal pribadi Jenderal Soedirman. Sebagai penerus Ali Sadikin, kerjanya cukup bagus. Ia sering mengunjungi berbagai pabrik untuk mengecek kesejahteraan buruh dan mendapatkan gagasan langsung tentang upah mereka.
Kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 12 Agustus 1924
Peristiwa memilukan yang terjadi di masa jabatannya adalah “Peristiwa Tanjung Priok” tahun 1984. Banyak kabar simpang-siur soal jumlah korban. Laporan resmi hanya menyebut sekitar 24 orang, sementara isu yang merebak hingga ratusan.
Kelahiran Yogyakarta, 22 November 1922
Pencetus slogan Jakarta “BMW” – Bersih, Manusiawi, berWibawa
Kelahiran Batavia, 11 Oktober 1938
Inilah satu-satunya putra Betawi tulen yang jadi Gubernur di Jakarta. Program kerjanya dimulai dengan proyek rumah susun dan daerah resapan air. Sayang, ia memimpin saat politik sedang panas sehingga banyak peristiwa berdarah yang lebih mengemuka. Kasus 27 Juli 1996 terjadi saat ia menjabat.
Kelahiran Semarang, 6 Desember 1944
Peluncur sistem angkutan massal bus Transjakarta, atau lazim disebut busway.
Kelahiran Jakarta, 10 April 1948. Ayahnya Djohari Bowo asal Yogyakarta dan ibu Nuraini binti Abdul Manaf asal Jakarta.
Menarik, setamat SMA, ia mengambil studi Arsitektur bidang Perencanaan Kota dan Wilayah dari Technische Universität Braunschweig Jerman. Lalu berlanjut mengambil gelar Doktor-Ingenieur dari Technische Universität Kaiserslautern. Tak heran sangat fasih berbahasa Jerman.
Ia juga sempat mengajar di Fakultas Teknik UI. Dengan latar belakang di bidang arsitektur, Fauzi Bowo punya bekal teknis merancang kota Jakarta. Soal hasil kiprahnya, masyarakat yang layak menilai.
Kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961
Lebih populer dengan panggilan Jokowi. Ada yang menyebut Jokowi sebagai “reinkarnasi” Gubernur Syamsurijal karena sama-sama berasal dari Solo. Karenanya, keberhasilan Syamsurijal juga diharapkan melekat pada Jokowi.
Tantangan besar menantinya setelah dinyatakan menjadi Gubernur mengungguli Fauzi Bowo. Bagaimana Jakarta esok hari?